Pages

Kamis, 23 April 2015

DIENG TOUR


Glodok: Menguak Jejak Orang Tionghoa


Glodok yang mendapat julukan China Town atau Pecinan diabadikan melalui foto sekitar tahun 1940-an. Dalam foto tersebut, terlihat gedung-gedung tua dengan aksara Mandarin. Sedangkan, rumah-rumah yang sekaligus toko (ruko) masih meniru gaya di daratan Cina. Masih terlihat tiang listrik dan telepon yang kini sudah tidak terdapat lagi dan berada di bawah tanah.

Glodok 60 tahun lalu ramai dengan manusia yang lalu lalang. Sado merupakan alat tranportasi utama kala itu, sedangkan becak baru muncul setelah pendudukan Jepang (1942-1945). Kini, banyak warga Tionghoa di Glodok yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat menggelar dagangannya. Sebagian mereka telah pindah ke kawasan elite dan memiliki rumah mewah, seperti di Pantai Indah Kapuk, Pluit, Sunter, Ancol, dan Pondok Indah.
Glodok pada masa Belanda seperti juga sekarang merupakan wilayah ekonomi yang tak henti memompa denyut perdagangan, bukan hanya sekadar kawasan yang identik dengan Pecinan. Dalam sejarah kontemporer Jakarta, Glodok punya banyak arti: perjuangan kaum migran, kejayaan, keterpurukan, dan perlawanan terhadap nasib dan penindasan. Ada banyak hal untuk mengenang Glodok tempo doeloe: para kapitan Cina selama ratusan tahun berjaya, ribuan orang Cina pernah dibantai dengan kejam oleh Belanda, nostalgia Imlek (tahun baru Cina), Cap Go Meh (malam ke-15 Imlek), dan Peh Cun (hari ke-100 tahun baru Imlek).

Jejak-jejak tersebut terus luntur dimakan waktu dan zaman. Padahal, itu masih tetap terasa kental dan menjadi sejarah yang memperkaya Jakarta. Setelah 30 tahun dilarang Orde Baru, kini menjelang Imlek kita dapati Glodok tengah bersiap merayakan hari tahun barunya.
Tidak disangsikan lagi, Glodok adalah daerah tradisional, tradisi yang berasal dari negeri leluhur ketika mereka berimigrasi besarbesaran sekitar 400 tahun lalu dari daratan Cina. Kalau kita mau lebih mendalam lagi mengetahui asal usulnya, glodok berasal dari nama yang berbunyi grojok grojok. Tempat ini merupakan pemberhentian kuda kuda penarik beban untuk diberi minum. Di kawasan Glodok, terdapat pertokoan Pancoran yang dulunya adalah tempat orang mengambil air minum dan mandi.

Menjelajahi atau melihat foto-foto abad ke-19 dan awal abad ke-20, kita akan mendapati orang Tionghoa yang lalu lalang dengan rambut dikepang panjang ke belakang dan bagian depan dicukur licin. Hal itu merupakan tradisi warisan dari Manchu yang menjajah daratan Cina selama tiga ratus tahun. Pemerintah kolonial Belanda sendiri, di samping mengharuskan orang Cina tinggal di satu tempat, melarang mereka berbusana seperti pribumi dan Barat. Mereka yang melanggar peraturan ini dikenakan hukuman denda, bahkan kurungan.***

***sumber: Harian Umum Republika
Alwi Shahab, Wartawan Republika

15 Tempat Wisata Kuliner di Jakarta yang Wajib di Kunjungi

Kesibukan sehari-hari di kota Jakarta telah berhasil membuat banyak orang frustasi. Hal inilah yang menyebabkan warga Jakarta beramai-ramai pergi berlibur ke PuncakBogorBandung, dan sekitarnya pada akhir pekan. Bagi Anda yang tidak pergi berkunjung ke tempat wisata di sekitar Jakarta pada akhir pekan, Anda dapat mencoba wisata kuliner di Jakarta. Apa saja tempat wisata kuliner di Jakarta yang wajib dikunjungi? Simak ulasannya.

1. Kwetiaw Akang

Kwetiaw Akang
Kwetiaw Akang
Kwetiaw Akang mempunyai beberapa cabang, yaitu Kwetiaw Akang cabang Cengkareng, Kwetiaw Akang cabang Muara Karang, Kwetiaw Akang cabang Mangga Besar, Kwetiaw Akang cabang Pondok Indah, dan Kwetiaw Akang cabang Kelapa Gading. Sesuai dengan namanya, menu andalan di tempat makan ini adalah kwetiaw, namun ada juga menu lain seperti nasi siram yang sangat wangi aromanya. Bila Anda datang ke Kwetiaw Akang pada saat weekend, bersiap-siaplah untuk makan dalam keadaan penuh sesak karena tempat makan yang harga makanannya sekitar 30.000 Rupiah ini akan sangat ramai.

2. Holycow Steak

Holycow Steak
Holycow Steak
Holycow adalah nama restoran steak yang mempunyai cabang di beberapa kota besar di Indonesia seperti JogjaSurabayaBali, dan Jakarta. Holycow Jakarta berlokasi di Senopati, Jalan Panjang, dan Kelapa Gading. Menu andalan yang ditawarkan di restoran ini adalah steak dengan berbagai pilihan saus dan tingkat kematangan. Yang menarik dari tempat wisata kuliner ini adalah Anda bisa mendapatkan steak gratis pada hari ulang tahun Anda. Cukup dengan menunjukan KTP, Anda sudah dapat memilih steak untuk Anda makan secara gratis, dengan syarat Anda harus menggunakan mahkota yang akan disiapkan oleh Holycow.

3. Tony Roma’s

Tony Roma's
Tony Roma’s
Tony Roma’s adalah tempat makan iga bakar paling enak di Jakarta. Harganya yang cukup mahal mungkin akan menjadi kendala bagi sebagian orang, namun bagi yang telah mencoba makan di Tony Roma’s, maka akan tahu kenapa harganya lumayan mahal. Menggunakan bahan terbaik dan dilengkapi dengan bumbu rahasia, Tony Roma’s menawarkan porsi makanan yang cukup besar sehingga Anda tidak akan menyesal membayar mahal. Menu andalan dari restoran ini adalah iga dan steak. Tony Roma’s Jakarta buka dari jam 11 siang sampai dengan 11 malam, berlokasi di Gandaria City, Puri Indah, dan Thamrin.

4. Pecenongan

Pecenongan
Pecenongan
Pecenongan adalah surga kuliner malam hari di Jakarta. Didominasi oleh warung-warung tenda, kawasan Jalan Pecenongan yang mulai buka untuk wisata kuliner dari jam 5 sore ini semakin malam akan semakin ramai. Walaupun merupakan warung-warung tenda, harga makanan di kawasan Pecenongan ini tidak kalah mahal dengan harga makanan di mall mewah. Jenis makanan yang paling banyak dicari di Jalan Pecenongan adalah seafood, chinese food, dan juga martabak. Sejak mulai terkenal sebagai tempat wisata kuliner di Jakartapada tahun 1970-an, Jalan Pecenongan banyak dikunjungi oleh wisatawan asing.

5. Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar

Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar
Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar
Berlokasi di pinggir jalan raya Mangga Besar, Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar adalah sebuah rumah makan sederhana namun menawarkan kwetiau sapi yang sudah melegenda dan ramai setiap hari, terutama pada malam hari. Selain menjual kwetiau yang menjadi menu andalannya, Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar juga menawarkan mie dan bihun dengan berbagai pilihan isi seperti seafood, sapi, ayam, sayur, dan lain-lain. Bila Anda dapat memilih tempat duduk, pilihlah tempat duduk di bagian dekat pintu depan karena tempat duduk di bagian dalam suasananya lebih pengap.

6. Martabak Boss

Martabak Boss
Martabak Boss
Berlokasi di Menteng, Martabak Boss menawarkan pengalaman makan martabak dengan sensasi dan rasa berbeda. Bentuk tokonya saja sudah unik, berbentuk seperti kontainer kapal yang berwarna kuning dan bergambar karikatur. Selain menawarkan martabak original seperti martabak manis dan martabak telor, Martabak Boss juga menawarkan martabak nutella, martabak skippy, martabak duren, martabak nanas, martabak ovomaltine, martabak toblerone, sampai dengan martabak pandan. Walau harganya lumayan mahal, sebaiknya Anda datang sebelum jam 6 sore karena di atas jam 6 sore antrian akan mulai panjang, sehingga Anda harus menunggu sampai dengan 1 jam untuk dapat menikmati martabak pesanan Anda.

7. Bandar Djakarta

Bandar Djakarta
Bandar Djakarta
Bandar Djakarta pertama kali berdiri pada tahun 2001 dengan kapasitas 200 orang, sekarang kapasitas Bandar Djakarta sudah mencapai 1600 seat. Restoran yang berlokasi di tepi laut Jakarta, tepatnya di Ancol ini mempunyai menu andalan berupa hidangan laut dengan pemandangan yang indah dan suasana yang nyaman. Pilihan tempat duduk yang tersedia yaitu di dalam ruangan, lesehan, dan juga di tepi pantai. Karena lokasinya yang dekat dengan bahan masakan, seafood di Bandar Djakarta dijamin kesegaran dan harganya.

8. Magnum Cafe

Magnum Cafe
Magnum Cafe
Magnum Cafe adalah surganya para pecinta es krim dan coklat. Berlokasi di Grand Indonesia Mall dan Pondok Indah Mall, Magnum Cafe menawarkan cara lain untuk menikmati es krim magnum. Selain es krim magnum yang dimodifikasi, Magnum Cafe juga menawarkan hidangan ringan lain seperti kentang goreng berbagai rasa, spaghetti, kue, waffle, calamari, dan lain-lain. Restoran yang terkenal dengan hidangan penutupnya ini akan sangat ramai pada akhir pekan, walaupun harganya terbilang cukup mahal, sekitar 45.000 Rupiah per es krim.

9. Jemahdi Seafood

Jemahdi Seafood
Jemahdi Seafood
Restoran Jemahdi Seafood adalah tempat yang cocok untuk pecinta kuliner seafood. Menawarkan konsep restoran yang nyaman dan family friendly, Jemahdi Seafood akan menjamu setiap pengunjung seperti di rumah sendiri. Setiap hidangan yang dimasak di Jemahdi Seafood akan dimasak oleh chef yang berpengalaman mengolah hidangan laut sehingga dengan cita rasa yang menggoda lidah dan harga yang terjangkau, restoran ini harus dikunjungi para pecinta seafood. Jemahdi Seafood berlokasi di Pluit, Pantai Indah Kapuk, dan Pesanggrahan.

10. Kemang Food Festival

Kemang Food Festival
Kemang Food Festival
Kemang Food Festival adalah sebuah lokasi wisata kuliner di daerah Kemang yang berkonsep food court. Tempat ini sangat populer, terutama untuk kalangan pelajar dan mahasiswa yang tinggal di sekitar Kemang karena harganya yang terjangkau, banyaknya pilihan makanan, dan juga suasananya yang sangat cocok untuk kongkow. Gerai makanan di sini akan mulai buka dari jam 5 sore sampai dengan tengah malam, dan akan mencapai puncak keramaian pada jam 7 malam ke atas. Pada akhir pekan, Kemang Food Festival juga suka menampilkan live music sehingga suasana akan semakin hidup.

11. Sengoku Noodle

Sengoku Noodle
Sengoku Noodle
Sengoku Noodle adalah tempat makan di Pantai Indah Kapuk yang cukup terkenal dengan ramennya yang enak dan harganya terjangkau, mulai dari 30.000 Rupiah saja Anda sudah dapat menikmati seporsi ramen yang nikmat. Restoran yang menyediakan tempat makan indoor dan outdoor ini sering muncul di website-website daily deals atau kupon sehingga Anda dapat makan di tempat ini dengan harga yang cukup murah, namun perlu diingat bahwa menu yang ada di sini rata-rata mengandung babi.

12. Social House

Social House
Social House
Berlokasi di Mall Grand Indonesia, Social House adalah sebuah restoran dengan pemandangan kota Jakarta yang indah. Walau mahal, tempat ini sangat ramai pengunjung, bahkan Anda akan sering melihat selebriti datang ke Social House pada akhir pekan. Minuman yang paling terkenal di Social House adalah homemade grandma’s iced lemon tea, sedangkan makanan yang paling terkenal di antaranya capricciosa pizza, dan iga bakar sambal ijo.

13. Sandwich Bakar

Sandwich Bakar
Sandwich Bakar
Sandwich Bakar yang berlokasi di Puri Indah adalah tempat nongkrong yang memiliki menu andalan berupa sandwich yang dibakar tidak menggunakan arang, melainkan dibakar menggunakan tempat masak seperti tepanyaki. Selain sandwich, ada juga menu makanan yang lebih berat seperti steak, pasta, nasi goreng, spaghetti, dan juga wedang ronde. Menu favorit di Sandwich Bakar adalah beef black pepper sandwich, tuna sandwich, dan smoked beef sandwich with egg and cheese.

14. Joni Steak

Joni Steak
Joni Steak
Joni Steak saat ini mempunyai 3 cabang di Jakarta, yaitu Joni Steak Pasar Baru, Joni Steak Gajah Mada, dan Joni Steak Kalimalang. Joni Steak memberikan beberapa pilihan daging steak seperti sirloin, tenderloin, wagyu, dan juga rib eye dengan pilihan saus BBQ, mushroom, lada hitam, dan garlic. Selain itu, restoran yang sudah mulai buka sejak tahun 2005 ini juga menawarkan menu ayam dan ikan.

15. Kamseng Restaurant

Kamseng Restaurant
Kamseng Restaurant
Kamseng Restaurant adalah restoran 24 jam yang terletak di Mangga Besar. Menu andalan di restoran yang memiliki 2 lantai ini adalah lidah babi dan berbagai jenis bubur, untuk melengkapi bubur kamseng Anda, pesanlah cakwe yang dijual terpisah untuk rasa bubur yang lebih sempurna.

Westerling [Hitlernya Belanda]


“Kenapa anda tidak menembak Soekarno waktu kudeta dulu?” , Kapten Westerling ditanya. Apa jawabnya? Kapten yang pernah mengatakan bahwa Soekarno adalah tokoh yang paling dibencinya, menjawab: “Orang Belanda itu perhitungan sekali. Satu peluru harganya 35 sen. Sedangkan harga Soekarno tak lebih dari 5 sen. Jadi rugi 30 sen. Kerugian yang tidak bisa dipertanggungjawabkan”. Dengan kata lain Westerling ingin menghina Soekarno, bahwa pelurunya lebih mahal daripada nyawa Soekarno.

Indonesia tentu saja geram dengan penghinaan itu. Beberapa kali ada usaha untuk mengekstradisi Westerling ke Indonesia. Sayangnya usaha itu tak pernah terwujud sampai meninggalnya Westerling tahun 1987 dalam usia 68 tahun di Purmerend Belanda. Beberapa jam sebelum meninggal akibat serangan jantung, Westerling dikabarkan marah-marah pada wartawan Belanda yang tidak pernah berhenti menguber noda masa lalunya.

Permintaan untuk mengekstradisi dan mengadili Westerling terutama bukan karena penghinaan tadi. Tapi juga karena kekejamannya di masa agresi militer Belanda plus percobaan kudetanya terhadap Presiden Soekarno. Kekejaman Westerling dituding memakai cara-cara Gestapo. Tudingan ini bukan hanya dari pihak Indonesia, tapi tudingan pada Westreling ini justru sangat gencar datang dari orang Belanda sendiri, terutana kaum peduli HAM.

Harian “De Waarheid” di Belanda menurunkan berita bulan Juli tahun 1947, isinya tentang kekejaman Westerling yang dinilai sama dengan kekejaman pasukan Jerman di PD II. Kemudian harian “Vrij Nederland” Juli 1947, juga merinci bagaimana kekejaman Westerling. Misalnya menyuruh dua tawanan bertarung. Lalu yang kalah ditembak mati. Termasuk mengeksekusi orang-orang tak bersalah di depan umum. Maksudnya untuk menakut-nakuti penduduk lain agar mereka mau buka mulut tentang persembunyian gerilyawan.

“Semua orang kampung, juga perempuan dan anak-anak, dikumpulkan dan ditembaki satu per satu. Saya pura-pura mati dan menjatuhkan diri di antara timbunan mayat berlumuran darah Saya tidak berani bergerak sebelum merasa yakin, Westerling dan pasukannya itu benar-benar telah pergi jauh”. Begitulah kesaksian seorang penduduk di Makassar atas aksi kekejaman Westerling.

Ketika masih bekerja di Jakarta, saya pernah mewawancarai seorang pejabat militer yang bermukim di bilangan Matraman Jakarta. Wawancara itu antara lain menyinggung tentang pengalamannya bertemu Westerling. Pak Suryadi bercerita, dia sempat ditahan di sel oleh Westerling. Di sel itu selama hampir tiga hari dia digantung dengan kepala di bawah dan kaki di atas. “Rasanya saya sudah hampir mati saja. Untung saja saya tidak sampai dibunuh”.

Raymond Paul Pierre Westerling, lahir di Istanbul 31 Agustus 1919, adalah tentara bayaran Belanda. Ayahnya Belanda, ibunya Turki. Tapi ada juga yang mengatakan ibunya orang Yahudi, ada yang mengatakan orang Yunani yang lahir di Turki. Simpang siur. Maklumlah, sejak usia 5 tahun Westerling mesti hidup sendiri di panti asuhan karena ditinggal kedua orangtuanya. Mungkinkah kekerasannya disebabkan sejak usia dini dirinya terpaksa tumbuh sendiri di jaman perang yang ganas, tanpa belaian kasih sayang orangtua?

Kapten ini biasa juga dipanggil “Turk”, panggilan yang biasanya ditujukan buat orang-orang berdarah Turki di Belanda.

Dia bisa bergabung dengan kesatuan Belanda, setelah mendatangi konsulat Belanda di Istanbul dan menawarkan diri sebagai sukarelawan perang. Kebrutalannya dan nalurinya sebagai penjagal mungkin membuat perang menjadi tempat yang cocok untuknya. Dia sendiri pernah mengakui, dalam perang dia menemukan kesenangannya. Keahliannya dalam kemiliteran adalah sabotase dan peledakan. Dia digojlok dalam satuan komando dengan training yang karena begitu kerasnya disebut “neraka dunia”, di Pantai Skotlandia yang dingin kosong melompong tanpa penghuni. Latihan keras untuk meraih baret hijau itu antara lain bertarung dan membunuh dengan tangan kosong, tanpa suara.

Berbekal segudang training berat kemiliteran, akhirnya Westerling sang tentara bayaran ditugaskan ke Indonesia untuk menumpas pemberontakan. Tugas sebagai pimpinan pasukan komando baret merah berada di pundaknya.

Seorang eks anak buahnya menggambarkan Westerling sebagai, “Orang yang kejam, tidak menghargai hidup dan suka melanggar janji. Dia bisa membiarkan tahanan di sel berhari-hari tanpa diberi makanan. Kadang dijanjikannya bahwa tawanan akan dilepaskan kalau mereka mau menolong Westerling. Tapi setelah tawanan itu sudah terlalu lemah dan tidak bisa lagi berjalan, malah langsung ditembak mati”.
Bahkan bagi anak buahnya sendiri, kekejamannya kadang dinilai keterlaluan. Sampai kadang ada yang menolak melaksanakan perintahnya, karena tak sampai hati menembak tawanan. Akibatnya anak buah yang membangkang tentu saja harus menerima hukuman indisipliner dari sang kapten ini.

Di Indonesia Westerling dikenal sebagai “algojo” yang melakukan pembantaian berkubang darah, terutama di berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Dari kota Makassar sampai kabupaten Barru, Parepare, Pinrang, Sidrap, dan Enrekang. Kejadian itu sekitar Desember 1946 – Februari 1947. Korban terbanyak adalah di Galung Lombok, kabupaten Barru. Untuk mengenang sejarah kelam itu, pemerintah kota membangun tugu di kota Makassar, disebut monumen korban 40.000 jiwa. Apakah betul sebanyak 40.000 jiwa, hingga kini masih diperdebatkan kebenarannya jumlahnya. Namun ada satu hal yang jelas. Nyaris semua kesaksian, baik pihak Indonesia maupun pihak Belanda sendiri membenarkan bagaimana kejinya kekejaman Westerling. Dia adalah prajurit yang sangat mudah menembak mati seseorang, tanpa alasan jelas. Seperti menembak burung saja. Itu belum terhitung menyiksa tawanan secara tidak berperikemanusiaan.

Untuk menggambarkan kekejaman Westerling yang berdarah dingin itu, J. Dancey seorang perwira Inggris bercerita, “Suatu pagi saya mendatangi Westerling untuk minum dan ngobrol bersama. Tiba-tiba dengan tenang dia mengambil potongan kepala dari keranjang sampah di samping meja kerjanya. Katanya itu potongan kepala dari pimpinan pemberontak yang baru saja dipenggalnya”. Westerling seakan ingin mengajari perwira Inggris itu, “begini lho caranya kalau mau menumpas pemberontakan!”.

Situasi perang kadang membuat seorang prajurit mesti bertindak “saya yang mati atau kamu yang mati”. Sehingga mau tidak mau, kadang mesti membunuh. Namun itu tidak berarti prajurit tidak pakai aturan dan diperbolehkan membunuh sesuka hati. Tetap ada aturannya. Jika tidak, maka bisa kena tuduhan melakukan pelanggaran HAM.

Karena melakukan pembunuhan seenak perutnya sendiri, maka perbuatan Westerling tergolong pelanggaran HAM dan dituding melakukan kejahatan perang. Westerling memang menumpas pemberontakan dengan caranya sendiri. Dengan cara bengis dan kejam. Padahal ketika itu sesuai ketentuan Westerling harus berpegang pada Pedoman Pelaksanaan bagi Tentara untuk Tugas di Bidang Politik dan Polisional. Karena keluar dari pedoman komando, Westerling pun dipecat tahun 1948. Di Belanda pun, status Westerling masih sering diperdebatkan. Pahlawan atau penjahat?

Sebagian pihak di Belanda pernah mengelu-elukan Kapten Westerling sebagai pahlawan yang berhasil menumpas pemberontakan. Tapi ada juga kaum kritis di Belanda yang mengatakan Westerling itu cuma seorang penjahat perang.

Westerling dikerumuni wartawan di aiport di Brussel setelah melarikan diri dari Indonesia


Jika saya ke Indonesia, kadang ditanya, “Kenapa sih kamu menikah dengan orang Belanda?. Mereka itu kan penjajah?!”. Bahkan saya pernah bertemu orang yang menolak menyopir mobil karena di antara rombongan ada orang Belandanya.

Jaman sudah berubah. Sejarah bergulir dengan cepat. Namun dendam sejarah masa lampau masih membuat sebagian orang Indonesia tetap menyimpan citra kelabu tentang Belanda.
Faktanya, justru rakyat Belanda sendiri yang mendesak pemerintah Belanda untuk minta maaf terhadap rakyat Indonesia atas kejahatan perang di masa lalu. Bahkan penyelidikan dan penelitian tentang kejahatan dan pelanggaran HAM agresi militer Belanda diungkap sendiri oleh para sejarawan Belanda dan pers Belanda sendiri.

Karena itu sekarang mulai sedikit terkuak misteri, mengapa di masa hidupnya Westerling bisa leluasa bergerak sana-sini. Ini janggal. Apalagi gara-gara kebengisannya di Sulawesi Selatan, ketika itu Westerling sudah dipecat dari kesatuannya. Tapi anehnya, sesudah itu Westerling malah berhasil mendirikan organisasi rahasia, mengumpulkan kekuatan, pendukung dan punya kekuatan senjata. Puncaknya di tahun 1950 malah melakukan kudeta terhadap Indonesia sebagai negara berdaulat. Padahal sehebat-hebatnya Westerling, seberapa hebat sih kekuatan seorang tentara sewaan?

Aneh. Sudah jelas-jelas melakukan kejahatan perang, dipecat, tidak punya fungsi strategis apa-apa di kemiliteran tapi kok bisa lepas dari jerat hukum? Ditambah masih kurang ajar berani mengkudeta Soekarno pula. Padahal ketika itu banyak suara, baik dari pihak Indonesia maupun Belanda sendiri yang ingin Westerling diseret ke mahkamah militer.

Boro-boro diajukan ke pengadilan, tahu-tahu setelah pemecatannya, malah terdengar kabar Westerling berhasil mengumpulkan 500.000 pengikut dan mendirikan organisasi rahasia bernama “Ratu Adil Persatuan Indonesia” (RAPI), dilengkapi kesatuan bersenjata yang dinamakan “Angkatan Perang Ratu Adil” (APRA).

Dengan organisasinya itu, tahun 1950 Kapten “Turk” alias Westerling bekerja sama dengan Darul Islam Jawa Barat mengadakan kudeta yang dikenal dengan peristiwa “kudeta 23 Januari”. Di balik kudeta ini kemudian terungkap juga keterlibatan Sultan Hamid II, eks perwira KNIL (beristrikan wanita Belanda), putra sulung Sultan Pontianak. Motif kudeta di antaranya ingin mendirikan negara sempalan yang bernama Negara Pasundan. Pasukan Westerling menembaki setiap tentara TNI yang ditemui. Sebanyak 79 pasukan Siliwangi dan enam penduduk sipil gugur.

Tapi kudeta itu berhasil digagalkan pasukan TNI. Kegagalan kudeta itu antara lain karena diwarnai desersi anak buah Westerling sendiri. Pemerintah dan militer Belanda sendiri mengaku tidak pernah mendukung kudeta itu. Walaupun demikian, tak bisa disangkal adanya andil dari “oknum” Belanda - siapapun dan apapun namanya, terhadap suksesnya Westerling meloloskan diri ke Belanda.

Sejak peristiwa kudeta gagal itu, Westerling semakin menjadi buruan Indonesia. Namun berkat koneksinya dengan beberapa pejabat militer, akhirnya Westerling dengan menumpang pesawat Catalina berhasil lari ke Singapura. Di negara ini dia sempat ditahan oleh pasukan Inggris selama dua minggu. Namun selanjutnya “Kapten Turk” berhasil lari ke Belgia. Sesudah itu secara diam-diam masuk ke Belanda. Permintaan Indonesia untuk mengekstradisi Westerling tak pernah dikabulkan.

Pemerintah Indonesia tentu saja tahu bahwa tuntutan HAM tidak pernah mengenal batas kadaluarsa. Jika hingga kini tak pernah terdengar adanya tuntutan Indonesia terhadap Belanda terkait masalah ini, mungkinkah karena didasari pertimbangan politis tertentu?

Lolosnya Westerling dari jeratan hukum, menimbulkan pertanyaan yang beberapa lama tidak pernah terjawab. “Mengapa selama itu Westerling bisa lenggang kangkung di balik semua pelanggaran yang sudah dilakukannya? Adakah orang kuat di belakang Westerling? Adakah konspirasi di balik kudeta Westerling? Siapa orang kuat di balik kudeta Westerling? Dari mana Westerling bisa memperoleh senjata? Seberapa besar kekuatan tentara bayaran Westerling hingga bisa membentuk pasukan elit-nya sendiri untuk melakukan kudeta?”.

Latar belakang Westerling ternyata tidak sesederhana yang diduga. Westerling pernah menjadi pengawal pribadi Lord Mountbatten, pernah bekerja untuk dinas rahasia Belanda di London dan akhirnya benang merahnya.....tahun 1944 pernah bekerja sebagai pengawal pribadi Pangeran Bernhard.

Akhirnya teka-teki di balik kejanggalan semua ini terkuak, melalui penelusuran dan penelitian sejarawan Belanda bernama Harry Veenendaal dan wartawan Belanda, Jort Kelder.
Setelah mengadakan penelitian selama 8 tahun, keduanya berhasil mengumpulkan bukti dan dokumen tentang keterlibatan Pangeran Bernhard di balik kudeta Westerling. Rupanya suami Ratu Juliana itu ingin seperti Lord Mountbatten yang pernah menjadi raja di India. Jika kudeta Westerling itu berhasil, menurut bukti-bukti yang ada, disebutkan Pangeran Bernhard ingin menjadi raja di Indonesia. Apakah sang Pangeran ingin mempunyai fungsi penting lain daripada “cuma” sebagai suami ratu?
Temuan di atas berdasarkan kesaksian dari laporan Marsose dan buku harian sekretaris pribadi istana, Gerrie van Maasdijk. Sekretaris ini dulu dipecat setelah konfliknya dengan Pangeran Bernhard. Penemuan itu dirangkum dalam buku berjudul “ZKH”, Zijne Koninkelijke Hoogheid (Paduka Yang Mulia Pangeran). Menurut penyelidikan ternyata Westerling pernah mengadakan kontak rahasia dengan staf Pangeran Bernhard sehubungan dengan kudeta itu.

Penelusuran mengarah ke bukti-bukti adanya bantuan rahasia penyaluran senjata dari pihak Pangeran Bernhard terhadap pasukan Westerling. Bahkan ada temuan yang menunjukkan bahwa sang Pangeran sudah mengantisipasi jika kudeta itu berhasil. Yaitu permintaan bantuan kepada Jendral Douglas Mac Arthur sebagai panglima di pangkalan Pasifik untuk mengirim pasukannya, jika kudeta Westerling sukses dan menimbulkan perang saudara.

Kalau kita harus menentukan pemenang di antara Westerling, Soekarno, Pangeran Bernhard: siapakah setelah perang yang pantas disebut sebagai pemenang? Westerling yang walaupun disebut penjahat perang, tapi sampai mati tidak pernah diseret ke mahkamah militer? Presiden Soekarno yang gagal dikudeta Westerling (tapi berhasil dikudeta “geger 1965”)? Pangeran Bernhard yang terkesan “immun” karena posisinya sebagai suami sang Ratu?

Entahlah. Orang bilang, di dalam perang yang menang jadi abu, kalah jadi arang. Semua ketiga tokoh di atas sudah “Rest in Peace”. Bagi orang-orang di “alam RIP”, soal kalah dan menang tidak lagi penting. Toh kehidupan sudah memberi setiap orang jatah kemenangan dan kekalahannya masing-masing. Kemenangan bagi seseorang, mungkin disebut kekalahan di mata orang lain. Begitu juga sebaliknya.

Yang jelas, cerita sejarah perang mungkin saja bisa jadi cerita menarik. Tapi sayang sekali nyaris tak ada cerita tentang damai di dalamnya.

Senin, 20 April 2015

Fenomena Batu Akik



Fenomena cincin batu akik belakangan ini menjadi tren. Tak cuma yang tua, anak muda pun tak malu menggunakan aksesoris jari ini. Virus batu akik kini menyebar bagaikan “flu burung” yang cepat menular kemana saja. Menteri, eksekutif, dosen, supir, bahkan mahasiswa. Desas-desusnya sih batu itu punya daya magis besar. Let’s say, mengundang rezeki, menambah kharisma dan mengubah nasib. Bahkan mereka (re: para pemburu batu akik) rela merogoh kocek cukup dalam untuk mendapatkan corak dan ragam yang langka, seperti corak macan dan api.
Coba aja ketikkan “batu akik” di Google, berbagai artikel terkait fenomena ini kebanyakan ga masuk akal. Ada orang yang bisa menawar satu cincin batu akik sampai 5 miliar, hanya karena motifnya mirip Nyi Roro Kidul! Penjualnya sih ngakunya, ini motif asli dari alam, ga dilukis ataupun dipahat oleh si yang punya batu.


Cincin batu akik memiliki banyak jenis. Harganya pun beragam, mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal disesuaikan dengan kombinasi warna dan bentuknyaHarga jual batu akik sangat bergantung pada warna, tingkat kejernihan, ukuran, dan kekerasan batu. Batu bacan dengan berat 5 gram dijual Rp 3 juta-Rp 5 juta per butir. Fadly Sabban, warga Ambon, bahkan bisa menjual batu bacan seberat 20 gram dengan harga Rp 30 juta-Rp 50 juta per butir. Batu bacan kini menjadi batu termahal yang dilirik oleh pasar Taiwan hingga Jepang.

Dataran Tinggi Dieng: Tempat Bersemayam Dewa Dewi



Dataran tinggi Dieng terletak 30 km dari kota Wonosobo, tepatnya di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Dataran tinggi Dieng memiliki banyak candi-candi kecil kuno yang indah terhampar di kawasan dataran tinggi gunung api.
Di tempat ini Anda dapat melihat candi bercorak Hindu dengan arsitektur yang indah dan unik. Selain itu daerah wisata ini juga memiliki Dieng Plateau Theater yang menyediakan informasi keajadian alam di sekitar Dieng. Bioskop ini mampu menampung 100 kursi, memiliki taman yang asri dan sangat nyaman untuk Anda bersantai sambil dimanjakan dengan panorama indah dari rangkaian pegunungan sekitarnya.
Nama ‘Dieng’ sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu  “Di”  yang berarti tempat yang tinggi dan ”Hyang” yang artinya tempat para dewa dewi. Diartikan kemudian sebagai tempat kediaman para dewa dan dewi. Ada juga yang mengartikannya dari bahasa Jawa yaitu “adi” berarti indah, berpadu dengan kata “aeng” yang artinya aneh. Penduduk setempat kadang mengartikannya sebagai tempat yang indah penuh dengan suasana spiritual.
Dataran tinggi Dieng bagaikan negeri di atas awan. Terhampar di ketinggian 2.000 m di atas permukaan laut membuat udaranya sejuk dan menyegarkan serta ditutupi kabut tebal. Karena keindahannya yang menakjubkan inilah diyakini bahwa Dieng dipilih sebagai tempat yang sakral dan tempat bersemayamnya dewa dewi.
Anda akan melihat lumpur mendidih yang mengeluarkan gelembung, danau belerang berwarna cerah, dan kabut tebal yang menyelimuti dataran tinggi Dieng. Melihat, merasakan, dan membayangkan tempat ini secara langsung akan membuat Anda memahami mengapa masyarakat Jawa menganggap Dieng sebagai tempat yang memiliki kekuatan supernatural. Saat terpesona dengan keindahan alam Dieng maka Anda sekaligus juga merasakan getaran misterius di tempat ini.
Kawasan Dieng memiliki banyak candi-candi  kecil yang dinamai tokoh-tokoh cerita epik Mahabrata seperti Bima, Gatot kaca, Arjuna dan Srikandi. Diyakini bahwa candi-candi ini dulu digunakan sebagai tempat tinggal para pendeta yang menyebarkan ajaran Hindu.



Keindahan pemandangan alam kawasan Dieng telah banyak memukau wisatawan yang datang dan memberi kesan mendalam secara pribadi. Mulai dari danau-danau berwarna hijau dan kuning, airnya yang jernih dapat menjadi cermin, keindahan alam kawasan ini sungguh luar biasa.  Danau cermin ini merupakan fenomena keindahan dataran tinggi  Dieng yang sungguh mengagumkan.


Jika Anda mendaki ke atas dataran tinggi Dieng maka seolah berada di puncak dunia. Anda akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa saat melihat pemandangan danau yang berwarna-warni dan berkabut tebal di sekelilingnya.
Bila itu belum cukup dan Anda ingin merasakan pengalaman yang lebih spektakuler maka datanglah ke dataran tinggi Dieng untuk melihat matahari saat terbit dan terbenam dengan warna keemasan dan keperakan yang luar biasa. Sunrise yang indah ini merupakan fenomena alam yang unik dan mengagumkan  apalagi bila Anda melihatnya dari atas candi.

Saat perjalanan menuju ke daratan tinggi Dieng ini Anda akan melewati perkebunan tembakau dan pemandangan gunung yang indah.
Menelisik fenomena anak gimbal atau penduduk setempat menyebut "anak gembel" yang tinggal di Dataran Tinggi Dieng merupakan pengalaman yang unik. Menurut kepercayaan warga setempat, anak gimbal merupakan anugerah dari para dewa sehingga fenomena ini patut disukuri. Biasanya jika rambut anak gimbal dipaksakan dipotong, maka si anak akan cenderung sakit-sakitan, dan anehnya rambut gimbal anak-anak gimbal tidak secara alami tumbuh ketika mereka dilahirkan, namun tumbuh saat usia mereka menginjak 1-2 tahun.